Wali Kota Turun Tangan: 9 Pelajar Padang Panjang Dilarikan ke RS, Diduga Keracunan Makanan
iNews Padangpanjang- Suasana pagi di dua sekolah di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, pada Selasa (7/10/2025) itu mendadak mencekam. Bukannya diisi dengan canda tawa dan riang gembira, hari itu justru diwarnai kepanikan setelah sembilan pelajar tiba-tiba mengalami demam tinggi dan muntah-muntah, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Merespons laporan darurat tersebut, Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis, BSBA, tidak tinggal diam. Sang pemimpin kota itu langsung turun tangan dan bergegas meninjau lokasi kejadian untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat.
Insiden di Dua Sekolah
Lokasi pertama yang ditinjau Wali Kota Hendri Arnis adalah SMP Negeri 3 Padang Panjang. Tak lama setelahnya, rombongan menuju SD Negeri 9 Ekor Lubuk yang terletak di Kecamatan Padang Panjang Timur. Kedua sekolah ini menjadi episentrum kejadian yang membuat warga kota gerah tersebut.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media, termasuk Beritamerdekaonline.com, di lapangan, kesembilan korban adalah pelajar perempuan. Rinciannya, lima siswa berasal dari SMPN 3 Padang Panjang dan empat siswa lainnya dari SDN 9 Ekor Lubuk. Mereka dilaporkan menunjukkan gejala yang serupa: demam dan muntah-muntah yang beruntun, indikasi kuat yang sering dikaitkan dengan keracunan makanan atau penularan virus.
Baca Juga: Kota Padang Panjang Tunjukkan Solidaritas, Cairkan Bantuan Rp 60 Juta untuk Korban Badai Solok
Usai memeriksa kondisi kedua sekolah dan berdialog dengan pihak guru serta kepala sekolah, kepedulian Wali Kota tidak berhenti di sana. Dengan sigap, Hendri Arnis langsung meneruskan langkahnya menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Panjang. Di sanalah, ia ingin melihat secara langsung kondisi para pelajar yang sedang menjalani perawatan intensif.
Respon Cepat Pemerintah Kota
Kunjungan langsung Wali Kota ini bukan sekadar formalitas. Tindakan ini mengirimkan pesan yang jelas tentang keseriusan pemerintah daerah dalam menangani kasus yang menyangkut keselamatan warganya, terutama anak-anak sekolah.
“Kejadian ini menjadi perhatian utama kami. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas. Saya telah meminta Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kejadian ini,” ujar Hendri Arnis, diduga menyampaikan pernyataan semacam itu usai peninjauan.
Langkah proaktif ini diharapkan dapat meredam kecemasan orang tua dan masyarakat, sekaligus memastikan bahwa akar permasalahan ditemukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Apa Penyebabnya? Spekulasi dan Investigasi
Sementara penyebab resmi masih menunggu hasil investigasi dari Dinas Kesehatan dan tim epidemiologi, spekulasi kuat mengarah pada dua kemungkinan utama:
-
Keracunan Makanan: Ini adalah dugaan sementara yang paling kuat. Kemungkinan ini muncul jika para pelajar mengonsumsi jajanan, makanan kantin, atau bahkan makanan yang dibawa dari rumah yang telah terkontaminasi bakteri seperti E.coli atau Salmonella. Tim investigasi dipastikan akan mengambil sampel makanan dan melakukan pemeriksaan terhadap para pedagang di sekitar sekolah.
-
Penularan Virus: Kemungkinan lain adalah wabah virus, seperti gastroenteritis atau Norovirus, yang mudah menular di lingkungan padat seperti sekolah. Gejala demam dan muntah-muntah juga merupakan ciri khas dari infeksi virus ini.
Pihak sekolah dari kedua institusi pendidikan tersebut diperkirakan sedang bekerja sama dengan dinas terkait untuk melacak aktivitas dan asupan makanan para korban dalam 24 jam terakhir sebelum kejadian.












