Shoppe Mall Shoppe Mall Shoppe Mall

Harry Kane Selamatkan Inggris dari Hasil Memalukan Lawan Andorra

Shoppe Mall

Harry Kane Selamatkan Inggris dari Kekecewaan: Menang 1-0 atas Andorra

iNews Padangpanjang– Harry Kane Bersama Inggris meraih kemenangan tipis 1-0 atas Andorra dalam laga kualifikasi Grup K Piala Dunia 2026 di RCDE Stadium, Barcelona. Meskipun kemenangan ini menjaga tren sempurna tiga kemenangan tanpa kebobolan, penampilan Inggris menuai kritik karena minimnya kreativitas dan agresivitas, serta sempat mendapat ejekan dari suporter

Detik-Detik Krusial

  • Gol tunggal tercipta pada menit ke-50, di mana Harry Kane sukses menyontek bola rebound hasil tembakan Noni Madueke

    Shoppe Mall
  • Madueke menjadi salah satu pemain paling menonjol, mendapat pujian dari pelatih Tuchel dan Kane sebagai satu-satunya ancaman nyata sepanjang laga.
  • Inggris menguasai bola hingga 83%, namun gagal menciptakan banyak peluang tajam .

    Kritik Pelatih & Suporter

    Thomas Tuchel, sang arsitek Inggris, secara terbuka mengakui kekecewaannya terhadap performa tim:

    “Kami kehilangan energi dan determinasi terutama dalam 20 menit terakhir… tidak sesuai harapan”

    Sementara itu, Roy Keane dalam komentarnya menyebut tim terlihat “lesu dan bosan”, dan mengecam sikap yang terlalu pasif saat menghadapi lawan jauh di peringkat 173 dunia FIFA

    Statistik & Fakta Menarik

    • Poses bola: 83% untuk Inggris

    • Catatan pemain: Harry Kane mencetak hat-trick gol pertama di semua tiga pertandingan awal dibawah Tuchel

    • Penonton & suasana: Sekitar 7.000 pendukung Inggris yang hadir sempat mengejek di kala tengah & akhir laga

    Sorotan Individual

    • Noni Madueke tampil sebagai pemain paling energik, menciptakan peluang terbaik dan memberikan assist krusial, diberi nilai 7/10 oleh talkSPORT

    • Sebaliknya, sebagian besar pemain lain, termasuk Jordan Henderson, mendapat nilai buruk, bahkan Henderson hanya mendapat 2/10 dengan komentar singkat “Just no.”

 

 

 

 

 

 

Harry Kane Selamatkan Inggris dari Hasil Memalukan Lawan Andorra
Harry Kane Selamatkan Inggris dari Hasil Memalukan Lawan Andorra

Baca Juga : Portugal Maju ke Final Liga Negara UEFA

Kesimpulan & Tantangan Berikutnya

Walau terhindar dari malu, hasil ini menimbulkan tanda tanya mendalam tentang kesiapan Inggris menghadapi rival yang lebih kuat. Tuchel dan timnya harus mengevaluasi kreativitas serta intensitas menyerang secara signifikan. Inggris kini kokoh di puncak klasemen Grup K dengan 9 poin dari 3 laga tetapi momentum sesungguhnya akan diuji saat melawan tim-tim elite kelompok ini.

Secara keseluruhan, kemenangan tipis ini memperkuat raihan poin Inggris, namun bukan tanpa catatan kritis: energi dan agresi yang dibutuhkan belum tampil konsisten. Bagi penggemar, ini menjadi sinyal agar Tuchel menyusun strategi lebih tajam menghadapi laga-laga berikutnya.

Strategi Tuchel Masih Belum Meyakinkan

Thomas Tuchel menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Harry Kane sebagai ujung tombak. Ia memasang Noni Madueke, James Maddison, dan Jarrod Bowen di belakang sang kapten. Di lini tengah, Jordan Henderson berduet dengan Kobbie Mainoo, sementara lini belakang dikomandoi oleh Lewis Dunk dan Marc Guehi.

Namun, strategi itu belum membuahkan hasil maksimal. Para gelandang Inggris terlalu sering bermain horizontal. Mereka gagal memecah pertahanan Andorra yang bertahan dengan lima bek. Tuchel berdiri di pinggir lapangan, memberi instruksi keras, tetapi timnya tetap tampil datar.

Para pemain terlihat kebingungan dalam membangun serangan. Mereka mengandalkan umpan-umpan pendek tanpa variasi. Hanya Noni Madueke yang berani menusuk ke kotak penalti, menciptakan ancaman nyata. Tuchel terus berteriak, mendorong para pemainnya untuk mempercepat tempo, namun tempo permainan tetap lambat.

Kane Kembali Jadi Penyelamat

Ketika lini tengah kesulitan menembus blok rendah Andorra, Madueke mengambil inisiatif. Ia menggiring bola dari sisi kanan, melepaskan tembakan keras yang sempat diblok kiper. Kane, yang berada di posisi tepat, langsung menyambar bola pantul. Gol itu bukan sekadar penentu kemenangan, tapi juga penyelamat harga diri.

Harry Kane menunjukkan kelasnya sebagai penyerang top dunia. Ia tak hanya mencetak gol, tapi juga membantu menjemput bola dan mengatur ritme di sepertiga akhir lapangan. Kepemimpinannya terlihat saat ia memotivasi rekan setim yang mulai frustrasi.

Usai laga, Kane menyampaikan rasa frustrasinya dengan gaya diplomatis, “Kami harus tampil lebih hidup. Melawan tim seperti Andorra, kami seharusnya mencetak lebih banyak gol. Kami butuh perbaikan besar sebelum laga berikutnya.”

Reaksi Pendukung: Frustrasi di Tribun

Sekitar tujuh ribu pendukung Inggris yang memadati stadion di Barcelona tampak tidak puas. Mereka bernyanyi dengan semangat saat awal laga, tetapi berubah menjadi siulan dan ejekan menjelang akhir babak kedua. Mereka merasa tim tidak menunjukkan intensitas layaknya calon juara dunia.

Beberapa suporter melambaikan tangan ke arah Tuchel sambil berteriak, meminta pergantian pemain lebih cepat. Ketika peluit akhir berbunyi, sebagian memilih keluar stadion tanpa merayakan kemenangan.

Seorang penggemar Inggris bernama Daniel (34), yang datang langsung dari London, mengungkapkan kekesalannya, “Kami sudah menempuh perjalanan panjang. Mereka hanya menang 1-0 melawan tim peringkat 173 dunia. Itu memalukan.”

Sorotan Media dan Tekanan untuk Tuchel

Media Inggris memberikan kritik keras ke arah Thomas Tuchel. Harian The Sun menyebut pertandingan ini sebagai “kemenangan yang terasa seperti kekalahan.” Sementara Daily Mail menulis bahwa “Inggris butuh lebih dari sekadar Harry Kane.”

Analis sepak bola seperti Roy Keane menyampaikan kritik tajam di televisi. Ia menyebut Inggris kehilangan semangat juang dan bermain seperti tim yang kehabisan ide. “Mereka seperti tak tahu harus berbuat apa dengan bola. Padahal, kualitas pemain mereka luar biasa,” ujar Keane dalam siaran langsung pasca-laga.

Tuchel kini berada dalam tekanan untuk memperbaiki gaya main timnya. Ia harus segera membuktikan bahwa Inggris tak hanya unggul dalam nama besar, tapi juga dalam performa lapangan.

Tantangan Berikutnya: Ujian Sesungguhnya Akan Tiba

Laga melawan Andorra hanya menjadi permulaan dari serangkaian ujian yang lebih berat. Inggris akan menghadapi Swiss dan Serbia dalam dua pertandingan berikutnya. Kedua tim itu tampil solid sepanjang kualifikasi dan berpotensi menjadi batu sandungan.

Tuchel harus mencari formula baru yang lebih ofensif. Ia perlu mengevaluasi komposisi gelandang dan memberi ruang lebih bagi pemain seperti Phil Foden atau Cole Palmer. Jika tidak, tekanan dari media dan publik bisa berkembang menjadi krisis kepercayaan.


Kesimpulan: Inggris Menang, Tapi Alarm Sudah Berbunyi

Kemenangan tipis atas Andorra memang menambah tiga poin bagi Inggris, namun performa lesu di atas lapangan membunyikan alarm. Para pemain harus memperbaiki dinamika tim, meningkatkan semangat, dan bermain dengan lebih berani.

Tuchel sudah membawa fondasi baru, tapi fondasi itu belum cukup kokoh. Tim ini butuh visi yang lebih tajam, strategi yang lebih agresif, dan semangat yang lebih menyala. Jika ingin berbicara banyak di Piala Dunia 2026, Inggris harus belajar dari pertandingan ini—dan bergerak cepat.

Shoppe Mall